Sabtu, 08 November 2014

Contoh Kasus Motivasi Kerja



contoh motivasi kerja
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Kabupaten Mendung Kelabu dihadapkan pada persoalan tingkat ketidakhadiran pegawai yang cukup tinggi. Pada hari setiap Senin dan Jumat kurang lebih 26% pegawai tidak masuk kerja. Berdasarkan hasil rapat yang diikuti oleh para pimpinan PAM tersebut, hal ini sudah membudaya dan sulit diperbaiki sebab banyak karyawan yang mempunyai pekerjaan tambahan di luar kantor .
Basuki sebagai Kabag Kepegawaian, baru saja mengikuti pelatihan mengenai pengembangan sumberdaya manusia pada salah satu perguruan tinggi ternama. Setelah mengikuti pelatihan, Basuki terinspirasi untuk mengadakan perubahan dalam manajemen kepegawaian. Karena setelah dianlisis secara ekonomi, tingkat ketidakhadiran pegawai ini dapat merugikan perusahaan 1 juta Rupiah per minggu. Basuki yakin, dengan perubahan ini akan dapat mengurangi kerugian.
Basuki mengajukan rencana untuk menyelesaikan masalah ini kepada atasannya, Kepala Cabang PLN, yang bernama Badjuri. Rencana Basuki adalah sebagai berikut:
Setiap hari Jumat pukul 15.00 diadakan undian yang akan ditarik setiap minggu. Kartu absen semua pegawai yang bekerja penuh mentaati jam kerja pada minggu itu akan dimasukkan ke dalam kotak undian.  Setiap minggu 2 orang pemenang akan mendapatkan hadiah berupa Voucher Rp 500.000,- Pada setiap akhir bulan juga akan diadakan undian bulanan dimana pegawai yang tidak pernah absen saja yang akan diikutkan dalam undian. Undian bulanan menyediakan hadiah bagi satu pemenang berupa Voucer seharga  1 juta Rupiah.
Setelah menyimak rencana Basuki dan mengadakan kalkulasi keuangan dengan Kabag keuangan, Badjuri sebagai Kepala Cabang menyetujui rencana ini, dan langsung diimplementasikan pada bulan berikutnya.
Setalah berjalan selama empat bulan, diadakan evaluasi terhadap tingkat ketidakhadiran pegawai. Hasilnya berkat kebijakan tersebut tingkat ketidakhadiran per minggu hanya sekitar 2 persen. Tetapi kemudian muncullah suatu persoalan. Beberapa pegawai datang tapi tidak jelas melakukan pekerjaan apa, beberapa pegawai memaksakan diri untuk datang ke kantor  walaupun dalam keadaan sakit yang perlu istirahat, sehingga memungkinkan terjadi penularan terhadap pekerja yang sehat.
Sumber :  arokhman.blog.unsoed.ac.id











Tanggapan :

Dalam kasus ini dapat terlihat bahwa untuk meningkatkan semangat kerja, pihak perusahaan PLN perlu memberikan motivasi yang menarik agar jumlah kehadiran karyawanya meningkat. Yaitu dengan memberikan hadiah undian bagi mereka yang rajin masuk bekerja. Cara ini sangat ampuh di lakukan untuk memberi semangat kepada karyawan. Karena contoh kasus di atas dapat memberikan solusi permasalahan ketidakhadiran karayawan yang dapat merugikan perusahaan. Karena ketidakhadiran karyawan dapat merugikan penghasilan perusahaan lebih baik perusahaan memberikan uang lebih untuk karyawan agar semangat bekerja. Karena faktor ekonomi lah yang menyebabkan banyak karyawan PLN cabang kabupaten mendung kelabu memiliki cabang pekerjaan lain oleh karena itu mereka jarang masuk ke kantor. Namun dengan kebijakan tersebut hendaknya kepala cabang memperhatikan pula dampak negatifnya. Seharusnya ia membuat kebijakan dengan sedikit himbauan agar masuk bekerja dan memberikan pekerjaan dengan hasil yang maksimal. Serta memberikan waktu untuk beristirahat bagi pegawainya yang sedang sakit. Motivasi yag di berikan oleh kepala cabang kabupaten Mendung Kelabu sudah bagus namun perlu di perbaiki lagi sistem nya agar lebih efektif dan maju.

Analisis sesuai teori :
  1. Teori motivasi Abraham Maslow

Menurut Abaraham Maslow setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan extrinsic factor), yang pemunculannya sangat tergantung dari kepentingan individu. Dapat dilihat bahwa dalam contoh kasus tersebut berkaitan dengan teori Maslow, karena di dalam nya menggambarkan kebutuhan setiap individu akan ekonomi. Oleh karena itu mereka jarang masuk ke kantor karena memiliki cabang pekerjaan lain. Namun setelah mereka di berikan motivasi berupa undian hadiah, mereka rajin bekerja dan masuk kantor setiap hari karena merasa kebutuhanya akan terpenuhi jika ia mendapatkan undian hadiah tersebut.
  1. . Teori Dua Faktor Herzberg
Menurut Herzberg (Hasibuan, 1996: 108), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Jika dilihat dari teori Herzberg dalam contoh kasus tersebut maka dapat dilihat bahwa terdapat dua faktor ekstrinsik dan intrinsik dalam diri individu. Faktor ekstrinsik nya yaitu mereka memiliki cabang pekerjaan yang berdampak kehadiran yang tidak meneyeluruh di karenakan mengejar kebutuhan ekonominya. Namun ketika di adakan undian berhadian munculah faktor intrinsik mereka untuk memotivasi dirinya agar terus masuk bekerja dan berusaha mendapatkan hadiah undian tersebut.

Oleh : Reni Sunjastri Lestari
kelas : 3 PA 02

Tugas Manajemen 2



Ø Pengorganisasian Struktur Manajemen
a.    Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah lamgkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b.    Pengorganisasian sebagai Fungsi Manajemen
Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (singkronasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitanyan dengan personil, finansial, materil, dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di sepakati bersama.
Ø Actuating Dalam Manajemen
a.    Definisi Actuating
Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut
b.    Pentingnya Actuating
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

c.    Prinsip Actuating
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
·         Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya,
·         Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia,
·         Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi,
·         Menghargai hasil yang baik dan sempurna,
·         Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih,
·         Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup,
·         Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.







Ø Mengendalikan Fungsi Manajemen
a.    Definisi Controling
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi
Suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan.

b.    Control sebagai proses Manajemen
·         Membangun tujuan-tujuan dan standar-standar.
·         Mengukur performa aktual.
·         Membandingkan hasil dengan tujuan dan standar.
·         Mengambil tindakan yang perlu.
c.    Tipe-tipe Controling
(Awal) Preliminary
Kadang-kadang disebut Controling feedforward, Hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Controling ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.

(Saat ini) Concurrent
Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadangkadang disebut Controling steering, Controling ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.

(Akhir) Post-action
Kadang-kadang disebut Controling feedback , Controling ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Controling akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.

Controling Internal
Memberikan individu yang termaotivasi untuk melatih Controling diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk pengendalian diri dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki tujuan tampilan yang jelas dan dukungan sumbersumber yang tepat.

Controling eksternal
Hal ini terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan sistem administrasi formal. Sistem penilaian penampilan, sistem kompensasi dan keuntungan, sistem disiplin kepegawaian, dan management-by-objectives (manajemen berdasar tujuan).





Ø Motivasi
  1. Definisi Motivasi
Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan

  1. Toeri-teori Motivasi
a. Teori Motivasi menurut Abraham Maslow
Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan extrinsic factor), yang pemunculannya sangat tergantung dari kepentingan individu. Dengan kenyataan ini, kemudian A. Maslow (Siagian, 1996: 149) membuat needs hierarchy theory untuk menjawab tentang tingkatan kebutuhan manusia tersebut.

b. Teori Dua Faktor Herzberg
Menurut Herzberg (Hasibuan, 1996: 108), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

  1. Definisi Motivasi Kerja
motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai dengan keinginannya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai/guru membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya. Telah lama diketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial ia membutuhkan rasa sayang, pengakuan keberadaan, rasa ingin memiliki berbagai kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan itu

  1. Faktor-faktor penentu kepuasan kerja
Kepuasan kerja menurut Susilo Martoyo (1992: 115), pada dasarnya merupakan salahnsatu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi. Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang diharapkan diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap tenaga kerja/ pegawai secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.

Oleh : Reni Sunjastri Lestari 
kelas : 3 PA 02



Referensi

ocw.usu.ac.id
lista.staff.gunadarma.ac.id
staff.uny.ac.id
eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf
yudhaboender.files.wordpress.com/2010/11/actuating-manajemen.docx